Purwakarta Kembalikan Budaya Sunda

Purwakarta, Jatiluhuronline – Festival Purwakarta Gianyar yang menampilkan 113 seniman
asal Gianyar Bali dan berkolaborasi dengan sekitar 30 seniman
Purwakarta, membawakan sebuah tarian kolosal menceritakan Prabu
Siliwangi kala perang bubat.
Kolosal cerita ini sengaja diangkat dalam festival Purwakarta Gianyar
oleh Bupati Gianyar, Anak Agung Gede Agung Bharata merujuk kitab
Sundayana Bali tentang cerita Prabu Siliwangi. Tema ini diapresiasi
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sehingga lahirlah kolaborasi para
seniman dalam membawakan tari kolosal ini.
Menurut Bupati Gianyar, Anak Agung, sengaja membawakan cerita Prabu
Siliwangi karena memang sangat erat kaitannya dengan budaya Sunda masa
lalu. Pihaknya pun membawa para seniman kawakan dengan koregrafer yang
punya nama di dunia internasional.
“Ini khusus untuk Purwakarta, saya tak sembarangan bawa rombongan
ini. Nanti malu saya dilihat Bupati Purwakarta kalau asal asalan. Ini
seni tingkat tinggi yang memiliki makna luhur dan saya yakin Bupati kita
ini (Dedi Mulyadi) memiliki nilai seni itu”, jelasnya.
Anak Agung mengaku ada energi tarikan yang berbeda saat bertemu
Bupati Purwakarta. Dia menilai, sosok Dedi mampu menghadirkan Sunda dan
budayanya dalam pembangunan di Purwakarta.
Menurutnya, orang yang mengerti tentang dirinya, dialah yang mau tahu
tentang masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
“Maka budaya kita yang paling cocok adalah ya tanah kita ini, Sunda
ini. Dan saya juga merasa cocok berada disini. Yang paling baik untuk
kita ya dari diri kita sendiri, dari budaya kita. bukan budayanya orang
lain.”, tambahnya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ingin mengembalikan
tradisi orang Sunda pada budaya luhur dan tradisi masa lalunya. Karena
dengan begitu, orang Sunda akan menemukan jati dirinya, mengenal masa
lalunya dan menemukan masa depannya.
“Islam menyebutnya Innalillahi wainna illaihi roziun, berasal dari sini kembali lagi kesini. Kalau Sunda menyebutnya lembur matuh dayeuh maneuh Banjar karang pamidangan.”, jelas Dedi.
Untuk itu festival budaya semacam ini menjadi ikhtiar pihaknya untuk
mengembalikan kejayaan Sunda masa lalu di tanah Purwakarta. Dan Bali
menurutnya menjadi penting dihadirkan di Purwakarta, karena budaya Bali
berhasil membangun identitas Indonesia.
“Membangun identitas Indonesia dari budaya Bali saja itu melahirkan multiplayer effect,
ekonominya tumbuh, pariwisata perhotelan tumbuh, industri kreatifnya
tumbuh berasal dari kebudayaan yang dimilikinya. Ini yang kita harus
belajar. Pada akhirnya ini juga menjadi sebuah keyakinan orang Bali
mensucikan kampungnya, mensucikan airnya, mensucikan tanahnya,
mensucikan lautnya, mensucikan hutannya. Kita hari ini orang Purwakarta,
kadang kita berteriak mensucikan tempat lain, tapi mengotori tempatnya
sendiri. Membangga-banggakan orang lain tapi mengotori kampungnya
sendiri. Untuk itu mari sejak sekarang yang tinggal di Purwakarta,
sucikan Purwakarta.” pungkasnya. (JN)
0 Response to "Purwakarta Kembalikan Budaya Sunda"
Posting Komentar