Kisah Seorang Dosen "Menginjak Al-Qur'an"

Gambar Ilustrasi. [Dns]
Hikmah, Jatiluhuronline - Al-Qur'an sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai petunjuk dan jalan terang bagi umatnya. Kesucian Al-Qur'an sangat dijaga oleh Allah SWT, bahkan ketika seseorang menganggap rendah terhadap Al-Qur'an, Allah memberikan adzab kepadanya. Seperti kisah seorang dosen dan mahasiswanya, berikut ini :

Dosen yang terkenal liberal itu mulai berceramah. Namun, ia tidak langsung masuk ke mata kuliahnya. Ia justru berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Qur'an, marah. Ada yg melecehkan surat Al Maidah, marah.

Padahal, menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Quran yang sebenarnya ada di Lauhul mahfudz. Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.

“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay, menurut saya. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Quran, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Quran. Al Quran aslinya ada di lauhul mahfuzh,” kata dosen itu.

“Saya pikir para mahasiswa harus dicerdaskan soal ini.”

Baca Juga :  
Keniscayaan yaumul hisab dan keadilan Allah  
Mengharapkan Keturunan Shalih Sebagai Sunnah Para Rasul

Ruang kuliah itu hening beberapa saat. Sebagian mahasiswa agaknya setuju dengan pemikiran sang dosen. Hingga kemudian, seorang mahasiswa yang dikenal cerdas mengacungkan tangan.

“Memang Al Quran itu, hakikatnya ada di lauhul mahfuzh,” katanya sambil berjalan mendekati dosen.

“Maaf, Pak. Boleh saya melihat makalah Bapak?”

Wajah mahasiswa lainnya menegang. Mereka khawatir akan ada insiden yang tidak terduga antara mahasiswa yang dikenal sebagai aktifis dakwah itu dengan dosennya yang liberal.

“Makalah ini bagus Pak,”

Wajah-wajah yang tadinya sempat tegang kini normal kembali. Namun itu hanya sesaat, karena setelah itu, mahasiwa tersebut melempar makalah ke lantai kemudian menginjaknya.

“Sayang sekali analisanya kurang komprehensif”.

Baca Juga
Kitabullah, Sumber Hukum dari yang Maha Adil

Tak cukup menginjak. Ia ludahi makalah itu kemudian ia injak-injak lagi. Praktis makalah tersebut menjadi kotor dan rusak.

Di dekatnya, sang dosen melotot. Mukanya merah padam. Kedua telapak tangannya menggenggam erat.

“Kurang ajar! Kamu menghina karya ilmiah saya. Kamu menghina pemikiran saya,” kata sang dosen sembari melayangkan tangannya ke arah mahasiswa. Namun, dengan cekatan mahasiswa itu menangkisnya.

“Marah ya Pak? Saya hanya menginjak kertas. Saya hanya meludahi kertas. Saya hanya melecehkan kertas. Saya tidak melecehkan pemikiran Bapak karena pemikiran Bapak ada di kepala Bapak. Saya kan tidak menginjak kepala Bapak. Saya pikir Bapak harus dicerdaskan soal ini".

Mendengar itu, sang dosen tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia seperti mendapatkan serangan balik yang mematikan. Segera, buku-bukunya dikemasi dan ia meninggalkan ruang kuliah itu dengan muka merah padam.
_________________________________________________________
*Artikel ini sempat viral di media sosial dan blog, kami kesulitan menyertakan sumber pertamanya.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

0 Response to "Kisah Seorang Dosen "Menginjak Al-Qur'an""

Posting Komentar