Gebyar Ayam Kontes Nusantara, Menjaga Nilai Tradisi Budaya Bangsa

Jhoni Sirait, Ketua PPAKN DPD Jawa Barat, saat memberikan sambutan pada Gebyar Ayam kontes Nusantara 2018. [photo:M/dok]
Purwakarta, Jatiluhuronline.com – Gebyar Ayam Kontes Nusantara yang digelar oleh Perkumpulan Penghobi Ayam Kontes Nusantara (PPAKN) DPD Jawa Barat, mengangkat kembali nilai-nilai tradisi dan budaya bangsa.

Kang Jhoni Sirait, selaku ketua penyelenggara mengatakan, gelaran ayam kontes nusantara sebagai ajang silaturahmi para penghobi ayam tangkas di seluruh nusantara. Pihaknya akan terus berusaha eksis memajukan dan mengembangkan dunia perayaman di Jawa Barat khususnya, dan di Indonesia umummnya.

Menurutnya, para peternak ayam tangkas ini perlu bimbingan dan arahan agar mereka lebih maju dan berkembang dalam mengelola ternaknya yang berkualitas, memiliki daya saing dengan peternak-peternak diluar negeri.

Dengan adanya kontes ini, para penghobi ayam tangkas dapat menyalurkan hobinya melalui kegiatan ayam kontes yang diadakan PPAKN dengan tanpa perjudian.

“PPAKN ini merupakan wadah bagi para penghobi ayam tangkas, agar mereka menyalurkan hobinya tanpa perjudian. Karena selama ini, masyarakat menganggap peternak ayam tangkas selalu diidentikan dengan perjudian, padahal tidak demikian,” katanya saat dimintai keterangan oleh Jatiluhuronline.com di Jatiluhur, Minggu (09/12/2018).

Kegiatan Gebyar Ayam Kontes Nusantara ini diadakan dalam rangka ulang tahun PPAKN yang ke-4 selama dua hari, dari hari sabtu-minggu (8-9/12/2018), bertepat di Jatiluhur, Purwakarta, diikuti oleh 500 peserta dari berbagai farm yang tersebar di Indonesia dan dihadiri kurang lebih 2000 pengunjung serta diisi dengan penampilan kreasi seni sunda.

“Peserta yang hadir kurang lebih ada 500 peserta, mereka datang ada yang dari Jakarta, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Surabaya, Makasar, Malang, Batam, Tangerang Banten, dan daerah lainnya,” katanya.

Selain itu, kang Jhoni Sirait, mengatakan acara kontes ini adalah bagian dari nilai seni, tradisi, budaya bangsa yang mesti dijaga dan diangkat kembali. Mengingat, dari sisi historis tatar sunda memiliki nilai budaya murni yang tinggi, dibuktikan dengan adanya sejarah Ciung Wanara.

“Budaya dan sejarah bangsa ciung wanara menjadi bukti, bahwa tatar sunda memiliki nilai sejarah yang harus dijaga dan diangkat kembali, untuk itu para tokoh budaya, ahli sejarah, pemerintah, saya berharap nilai budaya bangsa ini tetap dipertahankan dan terus digali, agar nilai kemurniaannya tetap terjaga. Tidak boleh dikotori oleh oknum perjudian” katanya.

Ia berharap, kedepan program ini terus berlanjut, dan untuk di Purwakarta, saat ini sudah diupayakan kerjasama dengan pihak pengelola waduk Jatiluhur (PJT), agar acara kontes ini dijadikan sebagai program tahunannya.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak PJT, agar acara ini dimasukan program tahunan, oleh karena itu kami meminta dukungan dari aparat penegak hukum, dinas pariwisata, dinas peternakan, pemerintah daera dan instansi terkait, agar acara ini terus berlanjut, tujuannya untuk memajukan perayaman di Jawa Barat, Indonesia”.

Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi, bagi peserta yang memperoleh prestasi pada ajang kontes tersebut, diberikan penghargaan berupa piagam, piala dan uang pembinaan.

“Untuk yang berprestasi mendapat piagam, piala dan uang pembinaan dari DPD Jawa Barat, tujuannya agar setiap para peternak, bisa termotivasi dan mengembangkan peternakannya masing-masing,” pungkasnya. (****/MH)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER