Boyke M. Febrian, Manfaatkan 'Medsos' Sebagai Sarana Edukasi Masyarakat

Boyke, M. Febrian
Bandung, Jatiluhuronline.com - Di era digital saat ini, banyak orang memanfaatkan teknologi untuk kepentingan tertentu, dari mulai kepentingan pribadi, kelompok, bisnis, politik bahkan tak sedikit orang harus berurusan dengan hukum dan akhirnya dipenjara karena faktor menggunakan teknologi -media sosial-.

Orang dengan mudah dapat mengakses media sosial dimanapun dan kapanpun. Misalnya, media sosial yang sedang trending saat ini di kalangan para netizen (pelaku internet) adalah media sosial seperti whatsapp, telegram, facebook, instagram, youtube, twitter, blog, dan masih banyak lagi. 

Dalam perjalananya, media sosial ini memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat. Pengaruhnya yakni media sosial sebagai media komunikasi edukasi, dimana masyarakat dapat memberikan pendapat dan saling memberikan informasi satu sama lain. 

Di sisi lain media sosial juga dapat mengubah karakter masyarakat. Media sosial juga berguna sebagai media eksistensi diri. Media sosial memungkinkan kita menyiarkan minat-minat personal dalam bentuk yang beragam. 

Media sosial memberikan dampak positif dan juga dampak negatif. Oleh karenanya, masyarakat dituntut untuk bijaksana dalam menggunakan media sosial ini.

Demikian dikatakan Calon Anggota Legislatif DPR-RI dapil I Jabar (Bandung-Cimahi) Boyke Mohammad Febrian saat berbincang hangat dengan Redaksi.

"Media sosial seperti dua mata pisau. Bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, dan juga digunakan sebagai alat kejahatan," kata Boyke.

Penyebaran hoax di media sosial saat ini menjadi trending topik yang banyak diperbincangkan oleh para netizen, maka dari itu masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh informasi media yang kebenarannya masih perlu dipertanyakan, selain itu literasi edukasi media harus terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam menanggulangi hoax yang sudah mengakar.

"Masyarakat harus bijaksana dalam menggunakan media sosial. Masyarakat harus tabayun atau kroscek kebenaran informasi di media sosial yang mengindikasikan adanya ujaran kebencian. Sehingga proses pendidikan media kepada masyarakat harus terus di gelorakan," pungkasnya. (***/MH)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER