Pemuda Purwakarta Kembangkan Sampah Plastik Jadi BBM

PURWAKARTA, Jatiluhuronline.com - Uji coba pengembangan teknologi merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak cukup sukses, walaupun belum sampai 100% maksimal sesuai hasil yang diharapkan.

Para anak muda yang bukan lulusan sarjana berusaha keras berinovasi, dengan tujuan mulia, agar sampah plastik yang sulit hancur secara alami bisa dimanfaatkan untuk dijadikan bahan bakar minyak.

“Ini anak-anak muda binaan dari Gema Sunda, mereka bukan para sarjana, tapi mereka punya kemauan keras untuk berinovasi dengan tujuan mulia,” ujar kang Ade Winanto, dewan pembina gema sunda purwakarta.

Mereka punya tujuan untuk mengurangi sampah plastik, karena sampah plastik bila sudah berserakan di tanah, kalau tidak dibakar akan sulit terurai secara alami.

“Ini bagian dari kepedulian para pemuda terhadap lingkungan, sehingga mengembangkan alat untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar minyak,” tambah kang Ade.

Masih ditempat yang sama, ketua DPD Gema Sunda Purwakarta, Dasep Saeful Akbar biasa di sapa Abay menerangkan bahan yang diperlukan dalam proses satu kali uji coba tersebut.

“Dari 1,5 Kilogram sampah plastik menghasilkan 0,8 liter bahan bakar, yang terdiri dari 650 Milli Solar, 100 Milli Minyak tanah dan 50 Milli bensin atau premium,” ujar Abay.

Dari hasil uji coba ini, kami akan terus melihat hasilnya hingga mencapai hasil terbaik. Karena kita melihat masih ada beberapa kekurangan-kekurangan yang perlu di perbaiki.

“Ada beberapa bagian yang harus kita sesuaikan, yaitu bagian pintu untuk memasuk-masukan sampah plastik dan di pendinginan,” tambah Abay.

Dari pantauan dilapangan, hasil bahan bakar dari sampah platik langsung di uji coba secara sederhana. Ketiga jenis bahan bakar yang dihasilkan kemudian dituang dalam suatu wadah, untuk di bakar.

Hasilnya memang menakjubkan, yang solar memang seperti solar pada umumnya saat di bakar kemudian yang minyak tanahpun sama. Berbeda dengan bensin (premium), saat dibakar langsung menyambar namun masih menghasilkan asap bakaran.

“Kita akan uji coba terus, sampai menghasilkan bahan bakar minyak yang maksimal. Sesudah itu baru kita uji lab, untuk mengetahui lebih jauh perbandingan bahan bakar yang dihasilkan dari sampah plastik dan dari fosil sama atau tidak,” tutup Abay. (Adw/pojokjabar/jo)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER