Banyak Menelan Korban, Ada Apa Dengan Tol Cipularang? Berikut Fakta-faktanya

Purwakarta, Jatiluhuronline.com - Insiden kecelakaan beruntun yang terjadi kemarin di Tol Cipularang-Purbaleunyi KM 9 Purwakarta Jawa Barat arah Jakarta pada Senin (2/9/2019) siang menelan korban 8 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Tol Cipularang yang resmi beroperasi pada bulan April 2005 itu menjadi jalur utama para pengemudi atau warga yang tinggal di Jakarta untuk bisa bepergian menuju Kota Bandung, dan sebaliknya bagi warga Kota Bandung itu sendiri.

Dengan adanya tol tersebut, para pengemudi dapat menempuh jarak Jakarta-Bandung atau sebaliknya yang mulanya tujuh jam, bisa lebih cepat hanya kurang lebih 1,5-2.

Pada 18 Mei 2017, 10 kendaraan terlibat tabrakan beruntun di lokasi yang sama. Tiga orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka akibat kecelakaan tersebut. Di antara kendaraan yang terlibat, ada trailer, minibus dan bus. 

Sebelumnya, Pada 22 Desember 2012, 7 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka dalam kecelakaan lalu lintas di Tol Cipularang kilometer 100, pada perbatasan Purwakarta-Bandung. 

Kecelakaan itu terjadi ketika bus pariwisata Perusahaan Otobus Tristart bernomor polisi R-1696-EA bertabrakan dengan truk tronton. Kecelakaan terjadi setelah bus yang membawa wisatawan itu melintasi jalan Tol Cipularang arah Jakarta dengan kecepatan tinggi dan kehilangan kendali. 

Kemudian, dua kecelakaan serupa terjadi di kilometer 87 pada 2014 dan 2015. Kedua kecelakaan ini pun melibatkan kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi dari Bandung ke Jakarta. 

Pemerintah pun berencana mengevaluasi desain dan aspek geometrik ruas jalan tol tersebut. Sebab, kondisi jalan pada ruas tersebut cenderung menikung dengan beberapa turunan. 

“Jadi kalau dari Bandung pasti kecenderungannya adalah kecepatan tinggi,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi di Jakarta, Senin (2/9/2019) dikutip dari katadata.co. Rabu, (04/09/2019)

Berikut ini fakta-fakta Tol Cipularang yang Jatiluhuronline.com rangkum dari berbagai sumber:

1. Nama Cipularang
Nama Tol Cipularang diambil dari nama tiga wilayah yang dilewatinya yaitu Cikampek, Purwakarta dan Padalarang di Provinsi Jawa Barat.

2. Pembangunan Tol
Pembangunannya dibagi dua, yaitu:
Tahap 1: Cikampek-Sadang (dibuka pada 1 Agustus 2003) dan Padalarang-Cikamuning (dibuka pada 21 September 2003) (17,5 km)
Tahap 2: Sadang-Cikamuning (dibuka pada 26 April 2005) (41 km).

3. Kontur Jalan Naik dan Turun
Jalan Tol ini membentang dan melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Bandung Barat. Bahkan, tol ini juga berada di pegunungan, sehingga jalannya naik-turun dan juga mempunyai banyak jembatan yang panjang dan tinggi.

4. Pernah Ambles dan Kecelakaan
Sejak dibuka pada 26 April 2005, telah dua kali terjadi peristiwa amblesnya jalan. Setelah kejadian ini, truk dan trailer tidak boleh masuk Jalan Tol Cipularang.

Pertama pada 28 November 2005 di KM 91,6 di wilayah Pasir Honje Purwakarta. Kedua di Kampung Lebak Ater, Kecamatan Darangdan, Purwakarta pada 29 Januari 2006.

5. Gerbang Tol
Tol Cipularang memiliki beberapa gerbang tol antara lain:
  • Dawuan Interchange di km 67 tujuan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
  • Gerbang Tol Kalihurip Utama di km 67 tujuan Jalan Tol Cipularang
  • Gerbang Tol Sadang di km 76 tujuan Purwakarta, Sadang, Subang
  • Gerbang Tol Jatiluhur di km 84 tujuan Purwakarta, Jatiluhur, Ciganea
  • Gerbang Tol Cikamuning di km 116 tujuan (hanya gerbang keluar dari arah Bandung) Cikamuning, Cikalongwetan, Purwakarta
  • Gerbang Tol Padalarang, di km 121 tujuan Padalarang, Cianjur, dan Cikalongwetan
6. Punya Lima Rest Area
Jalan tol Cipularang mempunyai lima rest area yang tersebar di: 
  • KM 72A (arah Bandung)
  • KM 72B (arah Jakarta)
  • KM 88A (arah Bandung)
  • KM 88B (arah Jakarta)
  • KM 97B (arah Jakarta) atau rest area Padalarang.
7. Lewati Lima Jembatan
Ada lima jembatan yang melewati Tol Cipularang yakni:
  • Ciujung di KM 95 dengan panjang 500 meter 
  • Cisomang di KM 101 dengan panjang 252 meter 
  • Cikubang di KM 110 dengan panjang 520 meter
  • Cipada di KM 112 dengan panjang 720 meter
  • Cimeta di KM 117 dengan panjang 400 meter
8. Daerah Rawan Kecelakaan
KM 90 sampai dengan KM 100 merupakan daerah rawan kecelakaan di ruas tol Cipularang. Sepanjang 10 KM tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang. Di dalam 10 KM tersebut, setiap tanjakan panjang dan curam biasanya terdapat penambahan lajur untuk truk dan bus yang berjalan lambat. 

9. Tarif
Tarif Jasa Marga Tol Cipularang
10. Daerah Rawan Kecelakaan dan Dikenal Angker
Kontur pada KM 90 hingga 100 dianggap daerah rawan kecelakaan. Sepanjang 10 KM tersebut, arah dari Jakarta melewati tanjakan panjang sementara arah Padalarang mengalami turunan panjang. 

Bahkan pada KM 97, dianggap banyak orang sebagai wilayah angker. Tercatat, sejumlah kecelakaan pernah terjadi dengan titik lokasi kejadian yang tidak berjauhan. [**]

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER