Kang Faturohman : "Tak Ada Manusia yang Sukses Tanpa Campur Tangan Seorang Guru"
Ust. Faturohman, guru ngaji dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Mustika Jaya, Bekasi. |
Menjadi seorang guru merupakan tugas yang sangat mulia,
karena melalui wasilah para gurulah ilmu itu bisa tersampaikan. Menjadi seorang
guru bukanlah hal yang sangat mudah, tetapi perlu keterampilan yang khusus
supaya bisa menjadi guru yang professional.
Begitu banyak jasa guru-guru selama ini, yang telah mengorbankan
jiwa, raga, waktu, tenaga, pikiran dan yang lainnya demi mendidik
murid-muridnya. Baik itu guru dari pendidikan formal, in formal maupun non
formal, semuanya yang telah mendidik dengan penuh kesabaran, ketawakalan, keikhlasan agar
menjadi orang yang baik, berbadan sehat, berilmu dan berakhlak mulia.
Seperti disampaikan oleh seorang guru ngaji sekaligus pengasuh Pondok Pesantren
Al-Istiqomah Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat (Ust. Faturohman), yang tetap eksis
dalam mengajar dan mendidik murid-muridnya. Ia mengatakan bahwa mensejahterakan guru itu sudah
menjadi kewajiban muridnya.
“Tak ada manusia yang
sukses tanpa campur tangan seorang guru, mensejahterakan kehidupan guru menjadi
kewajiban bagi muridnya yang sudah bisa mandiri dan mapan” tuturnya saat
dihubungi Jatiluhuronline.com melalui media sosial. Minggu, (25/11/2018).
Jika seorang murid tidak menghormati ilmu dan guru, maka murid
tersebut tidak akan memperoleh ilmu. Karena jika menginginkan
ilmu yang kita pelajari, disamping kita mencintai ilmunya, mesti mencintai
wasilah yang menyampaikan ilmu tersebut, yaitu guru.
Namun sangat disayangkan, posisi guru yang dalam Islam begitu
sangat dimuliakan, berbanding terbalik ketika pendidikan berkiblat kepada
pendidikan materialisme. Guru saat ini tidak lagi dihargai sebagai guru di
hadapan murid-murdinya. Terkadang kita menemukan beberapa murid yang tidak lagi
memandang guru sebagai halnya seorang guru. Sehingga hilanglah jiwa kewibawaan
guru tersebut.
“Tiada ilmu yang berkah tanpa ridho guru yang mendidik dengan
penuh keshabaran dan kasih sayang, mohon maaf para guru, kami belum bisa
berkhidmat dan ta'dzim selayaknya yang dicontohkan alim ulama terdahulu, kami
sedang belajar dan berusaha maksimal, untaian do'amu adalah motivasi bagi kami,
semoga ilmu yang engkau berikan menjadi keberkahan di dunia dan akhirat kelak”,
ungkap Kang Fatur di akun media sosialnya. (*/M)