H. Dedi Mulyadi Kritisi Kinerja ASN Purwakarta

Purwakarta, Jatiluhuronline.com - H. Dedi Mulyadi kritisi pembangunan kota Purwakarta yang saat ini sudah dianggap berkembang dari semenjak ia menjadi bupati, mulai dari sektor infrastruktur, pariwisata dan sektor lainnya.

Dedi mengatakan, pemerintah daerah harus segera membuat inovasi terbaru terkait pembangunan kota Purwakarta, jangan hanya mengandalkan sektor yang sudah ada saja, salah satunya pariwisata. 

"Dalam hal ini, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dari para pegawai pemerintah (ASN), selama ini, mungkin pertunjukan Air Mancur yang jadi primadona. Tapi lihat, daerah lain pun saat ini sudah mengembangkannya. Kalau tidak berinovasi, apakah kita siap bersaing dengan daerah lain?," ujar mantan Bupati Purwakarta itu menerangkan. Minggu, (27/01/2019).

Dedi pun menyampaikan, apabila pemerintahnya tidak melakukan terobosan baru di sektor pariwisata, boleh jadi para pengunjung akan merasa bosan. Ia tidak yakin jumlah kunjungan ke Purwakarta ini bisa terus meningkat. 

"Kalau ASN-nya kreatif dan inovatif, saya yakin target 4 juta kunjungan akan terealisasi," kata dia. 
Dia pun sedikit mengritik terkait pola kerja ASN saat ini. Selama ini, birokrasi terlalu kaku. Karena, para abdi negaranya terlalu berpaku pada nilai-nilai material, serta terkesan Hany mengejar jabatan semata. 

Sehingga, hal itu membuat mereka tidak fokus pada pekerjaan utama yakni melayani masyarakat dengan mengedepankan pikiran dan perasaan sebagaimana hubungan antara manusia dan tuhan, manusia dan manusia, juga manusia dengan lingkungan.

"Yang perlu ditekankan adalah konsep kultural demokrasi agar PNS bisa berinovasi," tambah dia. 
Dedi menambahkan, nantinya inovasi dan kreasi para pegawai ini bisa menjadi salah satu penilaian untuk mereka menerima tunjangan kerja dinamis (TKD). Menurutnya, TKD ini jangan hanya dijadikan barometer disiplin absen saja. 

Secara umum, lanjutnya, jika produktifitas pegawai itu bagus, secara otomatis kinerja, kedisiplinan dan kehadirannya juga bagus. Dengan kata lain, yang jadi ukuran itu mestinya produk si pegawai tersebut. 

"Percuma juga kalau absennya bagus tapi produknya tidak ada," pungkasnya. (inilahkoran/jo)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER