Dinamika Guru Profesional dan Realitasnya

Dinamika Guru Profesional dan Realitasnya

Oleh: Mulyono, S.Pd.I (Guru Madrasah Swasta)

Jatiluhuronline.com - Guru sebagai pendidik profesional dipercaya masyarakat untuk mendidik anak-anak mereka agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang tidak hanya sehat jasmani tapi juga sehat rohaninya, anak-anak di didik untuk siap meneruskan perjuangan yang telah mereka rintis.

Kepercayaan dan harapan yang diberikan masyarakat ini merupakan tantangan bagi seorang guru. Artinya, guru senantiasa berusaha sekuat tenaga memenuhi harapan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, guru harus berusaha meningkatkan kualitas dirinya dengan terus menerus tanpa henti.

Guru yang berkualitas paling tidak memiliki tiga keunggulan, yaitu; keunggulan akademik, pedagogis, dan kematangan psikologis. Tanpa guru yang berkualitas, sebaik apapun kurikulum dan sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah, tujuan pendidikan dan pembelajaran sulit dicapai.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan guru harus betul-betul berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, memiliki kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas.

Keharusan guru memiliki kemampuan pedagogis banyak disinggung dalam Al-Qur'an maupun hadits Rasulullah Saw. Firman Allah SWT yang secara tidak langsung menyuruh setiap guru untuk memiliki kemampuan pedagogis adalah surat an-Nahl ayat 125 :

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, (QS.16: 125).

Rasulullah Saw. menyuruh guru dan orang tua untuk mengetahui dan memahami perkembangan anak didiknya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar guru dapat memperlakukan anak didiknya sesuai dengan tahap perkembangannya. Perintah tersebut ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud R.A :

مُرُوا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين، واضربوهم عليها وهم أبناء عَشْر، وفرقوا بينهم في المضاجع؛ رواه أحمد وأبو داود، وهو صحيح

Artinya: Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia tujuh· tahun. Dan jika mereka telah berusia sepuluh tahun, pukulah dia (dengan penuh kasih sayang bila tidak mau melakukan shalat), dan pisahkanlah tempat tidur mereka.

Peran Orang tua

Jika mendefinisikan pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik untuk mencapai kedewasaannya. Maka orang yang paling bertanggung jawab dalam mengarahkan perkembangan anak adalah orang tua. Jadi, orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ra. :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَ. مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلَّا يوُلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يهَُوِّدَانِهِ وَينَُصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ (رَوَاهُ مُسْلِمُ)

 Artinya: Tidak ada anak yang dilahirkan kecuali, dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Muslim)

Sejatinya, orang tua adalah penanggung jawah utama pendidikan anak-anaknya. Karena pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan irama yang cepat, sedang kemampuan orang tua relatif terbatas, orang tua tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak mereka.

Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Figur yang secara profesional dipercaya masyarakat untuk membantu orang tua dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka adalah guru.

Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Hal ini diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan diperkuat juga oleh berbagai peraturan-undangan lainnya.

Peran pemerintah dalam pendidikan sangatlah vital dan multidimensional, mencakup: penyediaan akses dan infrastruktur (sarana prasarana, sekolah di daerah terpencil, bantuan pendidikan), pengembangan sistem pendidikan (kurikulum, teknologi, pelatihan guru, penjaminan mutu), perluasan dan pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas guru (pelatihan dan pengembangan), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, serta pemenuhan hak pendidikan bagi seluruh warga negara, termasuk penyandang disabilitas.

Tujuan utama pemerintah adalah menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing, serta berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Penutup

Dinamika guru profesional mencakup upaya pengembangan diri, penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional, serta adaptasi terhadap perubahan seperti kurikulum dan teknologi, namun realitasnya di Indonesia sering dihadapkan pada rendahnya kompetensi dan motivasi guru, distribusi guru yang tidak merata, beban administratif tinggi, serta isu kesejahteraan dan administrasi kepegawaian yang menghambat profesionalisme.

Kenyataan bahwa guru dituntut profesionalisme tinggi sementara kesejahteraannya minim adalah ironi di Indonesia, karena kesejahteraan yang memadai adalah syarat untuk meningkatkan kualitas dan motivasi mengajar. Kondisi ini diperparah dengan gaji guru, terutama guru honorer, yang seringkali jauh di bawah standar hidup layak, kurangnya dukungan pelatihan dan pengembangan profesional, serta tidak adanya perlindungan sosial yang cukup.

Pemerintah dan penyelenggara pendidikan sepatutnya memperhatikan kesejahteraan guru, padahal guru bertugas mencerdaskan anak bangsa yang akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi bangsa. Ketika pengabdian dan dedikasi guru tak lagi dihargai, wajar saja jika muncul pertanyaan, apakah guru di hari ini adalah panggilan jiwa untuk mengabdi atau sekedar pilihan terpaksa?

Maju atau mundurnya pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru, karena hanya guru yang berkualitas saja yang mampu mendukung terciptanya suasana proses belajar mengajar yang kondusif.

Oleh karena itu, guru dapat disamakan dengan pasukan tempur yang menentukan kemenangan atau kekalahan dalam pertempuran. (*)

--------------------

Referensi : Dari berbagai sumber

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

0 Response to "Dinamika Guru Profesional dan Realitasnya"

Posting Komentar