Wayang Kulit, Masih Digemari Warga Subang
JATILUHURONLINE.Com – PANTURA
SUBANG, Pagelaran seni wayang kulit masih banyak digemari warga Pantura Subang,
khususnya warga Blanakan. Dalam setiap perhelatan acara, baik pribadi ataupun
seremonial, wayang kulit selalu menjadi pilihan. Meski seni lain tak kalah
tren, namun wayang kulit masih diidolakan penduduk pesisir laut utara ini.
Seperti pemandangan Rabu (10/05) siang di Desa/ Kecamatan
Blanakan, pada pesta perhajatan Edah dan Akil menikahkan putrinya dengan warga
Kecamatan Cipeundeuy. Yang cukup berbeda jauh tradisi dan kultur dua kecamatan
tersebut, namun bisa saling menyesuaikan dengan karakternya masing-masing.
Warga yang bermata pencaharian bercocok tanam padi dan
melaut ini, tidak ingin melepaskan hobi dan kegemarannya menonton pagelaran
wayangkulit, sebagaimana kesukaan nenek moyang para pendahulunya. Walaupun
pendatang dari daerah lain bermukim di Blanakan, bertradisi sunda, tidak
membuat mereka lupa kebiasaannya.
Menurut Wari (57) tokoh masyarakat setempat, kebetulan
nonton dan berbincang dengan Jatiluhuronline. Sambil bersantai menikmati hidangan
kue, mengungkapkan secara rinci perihal kesukaan hobi warga Blanakan menonton
pagelaran wayang kulit.
“Karena dulu sewaktu nenek moyang kami, hiburan yang ada
saat itu hanya ini (wayang kulit). Sampai sekarang, saya termasuk anak cucunya
terus menikmati hiburan wayang kulit. Walapun kami tidak menampik, hiburan seni
modern seperti organ tunggal, saya seneng juga nonton. Apalagi di Desa Muara
yang sangat dekat pantai, mereka jadikan tontonan paforit.” Kata Wari
Dengan tetap menggunakan bahasa campuran, berlogatkan bahasa
jawa Cirebon dan Indramayu, ditambah bahasa sunda. Mereka asik berbincang
sambil menonton wayang kulit yang diperankan ki Dalang Anom Sartoni, dari
Mekarsari Blanakan. Tanpa menghiraukan cuaca panas yang begitu terik, disekitar
tempat pesta perhajatan. (***)