Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Sebagai Pestisida Nabati

Tumbuhan daun Babadotan
Kesehatan, Jatiluhuronline.com - Pestisida nabati merupakan produk alam terbuat dari tumbuhan yang mengandung senyawa (metabolit) sekunder yang tidak disukai oleh hama. Kenapa disebut produk alam? Karena bahan utamanya adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan yang ada di alam sekitar. Tumbuhan tidak disukai oleh hama karena mengandung metabolit sekunder yang bersifat menolak (repellent), mengurangi nafsu makan (antifeedant), mempengaruhi sistem syaraf, mengganggu sistem pernafasan, serta mengganggu reproduksi dan keseimbangan hormon (antihormonal). 

Banyak jenis tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder di sekitar kita, bahkan tumbuhan yang selama ini dianggap sebagai tumbuhan pengganggu (gulma). Beberapa tumbuhan yang dilaporkan berpotensi sebagai pestisida nabati seperti mimba, tembakau, tuba, sirsak, ciplukan, babadotan, dan kenikir. Bagian-bagian tertentu pada tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Tumbuh-tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder ini dapat diekstrak secara tunggal atau dibuat campuran (mix).

Di antara tumbuh-tumbuhan tersebut babadotan (Ageratum conyzoides L.) termasuk yang mudah didapat dan lebih ekonomis karena tumbuh secara liar di sekitar kita. Metabolit sekunder yang terkandung dalam babadotan adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, hidrogen sianida (HCN), dan minyak atsiri. Babadotan sebagai pestisida nabati dilaporkan khusus untuk serangga hama, bioaktif yang terkandung didalamnya bersifat menolak dan menghambat perkembangan serangga. Khusus babadotan, bagian tumbuhan yang diekstrak adalah daun. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian di bawah ini.
  • Bahan: ½ kg daun babadotan, 1 liter air, 1 gram deterjen.
  • Cara pembuatan: Daun babadotan dirajang (dicincang) terlebih dahulu. Hasil rajangan kemudian direndam dalam 1 liter air, kemudian dibiarkan selama 24 jam. Hasil rendaman kemudian disaring. Selanjutnya ditambahkan deterjen, lalu diaduk hingga rata.
  • Cara penggunaan: Dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan alat semprot (sprayer) keseluruh bagian tanaman yang terserang atau belum terserang, pada pagi dan sore hari.
  • Sasaran: Serangga hama secara umum. 
Menurut Prof. Dadang, pakar pestisida nabati IPB: penelitian dan pengembangan pestisida nabati di Indonesia masih sangat terbuka seiring dengan kebutuhan masyarakat akan produk pertanian yang sehat (bebas residu pestisida sintetik). Jika tidak dapat menggantikan peran pestisida sintetik sepenuhnya, paling tidak pestisida nabati dapat berperan mengurangi penggunaan pestisida sintetik dan menjadi alternatif dalam pengendalian hama di Indonesia. (N)
sumber : qureta

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER