Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Sejak Usia Dini


Jakarta, Jatiluhuronline.com – Upaya pemerintah untuk membangun mentalitas bangsa dimulai dari dunia pendidikan. Hal itu diwujudkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Formal. Aturan yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter itu menyebut penyelenggaraan penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, serta pendidikan khusus dan layanan khusus (PKLK).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan, pada dasarnya pendidikan karakter harus dimulai sejak masa PAUD.
"Pendidikan karakter itu penting untuk membangun mentalitas anak. Kalau di PAUD, seluruhnya memang untuk menumbuhkembangkan karakter yang dilakukan dengan cara bermain," ujarnya usai konferensi pers ulasan kinerja Kemendikbud 2018 di Jakarta, Kamis (27/12).
Ada lima nilai utama karakter yang mesti dibangun sejak dini, yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai itu yang nanti memperkuat anak sehingga tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan.
Apalagi, era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi telah membawa dampak perilaku yang tidak semua baik untuk ditiru. Dengan bekal pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini, generasi penerus bangsa diharapkan menjadi lebih berkualitas.
"Mudah-mudahan dengan penguatan (pendidikan karakter) di PAUD, anak-anak lebih militan lagi untuk belajar. Seperti di luar negeri, PAUD seperti obat untuk pendidikan yang lebih bagus," ucap Harris.
Kendati begitu, ungkap Harris, masih banyak tantangan dalam mengoptimalkan implementasi penguatan pendidikan karakter di PAUD. Salah satunya ialah kualitas guru yang masih di bawah standar menurut aturan undang-undang guru dan dosen.
"Dari 600 ribuan guru, yang belum S-1 atau bahkan lulusan SMA masih banyak. Karenanya, pemerintah sekarang menggalakkan Gugus PAUD di kecamatan-kecamatan supaya mereka (guru PAUD) dapat saling berbagi cara membekali anak pendidikan karakter," tutur Harris.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menambahkan, komitmen pemerintah untuk memperkuat pendidikan karakter sejak dini dibuktikan lewat penambahan alokasi anggaran. Total anggaran untuk PAUD mengalami kenaikan 10% menjadi Rp40,7 triliun.
"Dana alokasi khusus itu diberikan untuk bantuan operasional PAUD. Jumlahnya naik karena jumlah PAUD juga meningkat menjadi 200 ribuan lebih dengan total 6,7 juta anak," ungkapnya.
Di samping itu, terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal yang mewajibkan PAUD minimal satu tahun. Dalam hal ini, pemerintah daerah memiliki kewajiban dalam memenuhi standar pelayanan tersebut.
"Untuk program penguatan pendidikan karakter saat ini sudah sebanyak 188.646 sekolah yang tersosialisasi. Targetnya, tahun depan sebanyak 218.989 sekolah dengan sasaran bukan hanya peserta didik, tapi juga guru, kepala sekolah, dan yang lain," pungkas Didik. [MI/Jo]

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER