Disnakerin Majalengka, Tidak Mengetahui Nasib TKI Neni
Majalengka,Jatiluhuronline.com - Kasie Pendataan Pengawasan dan Penyaluran Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Majalengka, Dedi Subandi SIP mengatakan, pihaknya hingga kini belum mengetahui terkait
adanya tenaga kerja wanita (TKW) asal Majalengka yang hilang kontak selama 12
tahun.
Menurut Dedi, tidak adanya laporan dari
pihak keluarga menjadi salah satu penyebab dinasnya tidak mengetahui hal itu.
Namun, pihaknya berjanji akan segera berkoordinasi dengan BNP2TKI maupun PJTKI
untuk mencari tahu dan menindaklanjuti informasi tersebut. “Kita tidak tahu
karena tidak ada laporan yang masuk ke kami. Namun kami akan berkoordinasi
dengan seluruh stakeholder untuk memastikan itu semua,” ujarnya Jum'at (04/01/2018)
Sebelumnya, diketahui bahwa pekerja migran
asal Kampung Pasir, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati, Kabupaten
Majalengka, Nenti Rohaeti (30) dilaporkan hilang kontak selama 12 tahun di Arab
Saudi.
Menurut kakak kandung Nenti, Winny Yanti
mengatakan, pihak keluarga berharap, pemerintah Indonesia membantu menemukan
dan memulangkannya. “Selama 12 tahun 7 bulan adik saya bekerja di Arab Saudi
belum pulang dan sekarang tidak diketahui keberadaannya,” ujarnya.
Winny menceritakan, adiknya bekerja ke
Arab Saudi pada bulan April 2006 silam. Dia direkrut oleh sponsor warga Desa
Kertawinangun Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. “Pada Mei 2006 itu
diterbangkan ke Riyadh melalui PT Duta Wibawa Mandaputra yang beralamat di Jl
Cempaka Raya Nomor 4 RT 14 RW 9 Sawah Barat Pondok Bambu Duren Sawit
Jakarta Timur,” bebernya.
Sejak Mei 2006, lanjut Winny, Nenti
diberangkatkan sebagai PRT ke Arab Saudi. Menurutnya, adiknya itu baru sekali
menginformasikan keberadaanya ke keluarga melalui surat, pada 13 Juli 2015
silam. “Isi dalam surat itu menyebutkan bahwa adik saya bekerja pada majikan
bernama Ahmad Awad Al Jahrani di PO Box 240761 ZIP Code 11322 Riyadh KSA,” ujarnya.
Winny menjelaskan, adiknya pada saat
direkrut oleh sponsor baru selesai lulus sekolah menengah pertama (SMP).
Sehingga, menurutnya, Nenti tidak berani meminta sesuatu sama majikannya.
“Pada saat diberangkatkan ke Riyadh adik saya waktu itu masih berumur 17
tahun. Diduga oleh pihak sponsor datanya dipalsukan. Keluarga sudah sering
mengadu ke pihak sponsor maupun langsung ke PJTKI yang memberangkatkan adiknya
ke Riyadh. Namun sampai saat ini belum ada hasil,” keluhnya.
Bahkan, dirinya pernah membalas surat ke
alamat yang pernah adiknya kirim surat balasannya kembali lagi dengan
keterangan alamat yang dituju tidak valid. “Setelah surat balasan balik lagi,
ibu saya tambah cemas selalu kepikiran adik saya tarus. Kami semua sangat
berharap perwakilan pemerintah Indonesia yang di Riyadh bisa membantu untuk
menemukan dan memulangkan adik saya. Kasihan ibu sudah cemas selalu kepikiran
terus dengan keselamatan jiwanya,” ucapnya. (RC/***)