Sungai Cilamaya Tercemar, Warga Meragukan Kinerja Pemerintah

Sungai Cilamaya berwarna hitam pekat dan bau tercemar limbah pabrik -
Purwakarta, Jatiluhuronline.com - Kondisi sungai Cilamaya sungguh memprihatinkan, selain warnanya hitam juga bau menyengat, warga sekitar mengeluh dan merasa terganggu dengan keadaan sungai tersebut, warga pun merasa takut dampak pencemaran penyakit dari sungai cilamaya.

Selain itu, disaat warga membutuhkan aliran sungai bersih di musim kemarau tiba, warga merasa resah ketika mau membuat sumur serapan dipinggir sungai cilamaya, karena dikhawatirkan mengandung racun B3.

Dengan kondisi itu, para pecinta lingkungan hidup di tiga kabupaten mulai meragukan terhadap kinerja gubernur jabar, karena hingga saat ini kepedulian orang nomor satu di jawa barat masih belum peduli terhadap pencemaran sungai cilamaya.

“Warna airnya hitam, bau, masyarakat banyak yang merasa takut untuk mengkonsumsi air serapan dari cilamaya karena takut airnya beracun. Kalaupun ada yang memaksakan membuat sumur serapan dipinggir cilamaya, biasanya hanya digunakan untuk mencuci saja,” ujar H. Dian Nugraha salah seorang penggiat lingkungan hidup di wilayah karawang.

H. Dian juga menyampaikan dirinya merasa prihatin dengan kondisi sungai cilamaya, karena sudah berlangsung bertahun-tahun hanya dibiarkan saja. Kalaupun ada hanya sebatas meninjau lokasi seremonial belaka, tanpa ada jalan keluar yang diharapkan masyarakat.

“Kami berharap kepada Gubernur Jabar yang baru, tapi nyatanya sampai saat ini belum peduli terhadap masalah pencemaran lingkungan sungai Cilamaya,” tambah H.Dian, penggiat lingkungan hidup yang peduli dengan sungai cilamaya, mulai apatis kepada pemerintah provinsi.

Sementara penggiat lingkungan dari wilayah purwakarta juga menyayangkan lambannya pemerintah dalam menangani masalah pencemaran sungai cilamaya.

“Kalau kita lihat di hulu sungai, setelah memasuki Desa Ciparung Cibatu hingga ke hilir, mulai terlihat air sungai cilamaya mulai berubah diduga akibat adanya aktifitas pabrik yang membuang limbahnya ke cilamaya,” ujar Abay Cakra Buana, dari Gerakan Masyarakat Sunda (Gema Sunda) yang peduli terhadap lingkungan. (pojokjabar/jo/m)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER