Diskusi Interaktif : Pentingnya Tasawuf di Era Milenial, Menangkal Radikalisme dan Eskstrimisme

Purwakarta, Jatiluhuronline.com - Keilmuan Islam di bidang tasawuf harus terus dikaji dan diarahkan untuk kemaslahatan bangsa dan negara. Acara semacam diskusi interaktif ini digelar untuk menanamkan agar lebih mencintai keilmuan Islam, khususnya di kalangan muda.

Hal tersebut disampaikan Pengasuh Ponpes Al-Muhajirin 3 Purwakarta pada acara Diskusi Interaktif yang diselenggarakan oleh MATAN (Mahasiswa Alhith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah ) Purwakrta dan Ponpes Al-Muhajairin 3 Purwakarta, dengan tema "Pentingnya Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil 'alamin Di era Milenial Menangkal Radikalisme dan Ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara", di Aula Ponpes Almuhajirin 3 Citapen Sukatani Purwakarta, Rabu (27/11/2019).

Acara dimoderatori oleh Ustad Okta Riadi, S.Hum dan diawali pembacaan tawasul oleh Ust. Bayu Mahbuby, Lc, dihadiri oleh Ustad Zeni Rafli (Mudir JATMAN Purwakarta), KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA (Pengasuh Ponpes Almuhajirin 1), Dr.H. Sri Muldriyanto, M.Pd (Ketua PC Matan Purwakarta), Drs. Uus Usna, M.Si (Kepala Kantor Kesbangpol Purwakarta), KH. Anang Nasihin, MA (Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin 3), AKP Budi Harto (Kapolsek Sukatani), Aiptu Ajat Sudrajat (Staf Binmas Polres Purwakarta),  Serka Suparta (Babinsa Koramil Sukatani), Yusuf Setiawan (STAI Al-Muttaqin), Drs. KH. Bahir Mukhlis (Ketua PCNU Purwakarta) serta sejumlah peserta dari kalangan santri dan umum.

Tokoh ulama muda Purwakarta yang juga pengasuh Ponpes Al-Muhajirin 1, KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA menyampaikan bahwa yang dimaksud Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 107 , yang menjadi rahmat bagi semesta alam adalah diri Rosulullah. Islam pasti melekat dengan Rosulullah, karena Rosulullah adalah rahmatan lil alamin, maka otomatis Islam adalah rahmatan Lilalamin.

"Jika ada pihak yang memperkenalkan Islam dengan cara-cara yang tidak baik (tidak rahmatan lil alamin), tidak seperti yang dicontohkan Rosulullah, maka patut dipertanyakan", ujar Marfu.

Rosulullah selalu mengedepankan kasih sayang sekalipun kepada yang membencinya. Sikap buruk orang dianggap sebagai ketidakktahuan orang. Itu yang dilaksanakan Nabi. Sehingga dimanapun dan kapanpun Rosulullah selalu menebar kasih sayang.

Pada kesempatan yang sama, ketua PC Matan Purwakarta, Dr.H. Sri Muldriyanto, M.Pd mengatakan dalam paparannya bahwa nilai-nilai tasawuf telah ada sejak jaman Rosulullah. Adapun peranan tasawuf dalam  menghadapi radikalisme adalah dalam kontra radikalisme. Radikalisme adalah akar dari terorisme.

Aiptu Ajat Sudrajat (Staf Binmas Polres Purwakarta), sebagai perwakilan  binmas Polres, menuturkan bahwa radikalsme secara garis besar meliputi radikalisme agama, yaitu kelompok yang ingin mengganti pancasila sebagai dasar negara, dan radikalisme sekuler, yaitu yang ingin  memisahkan pancasila dari agama.

Banyak cara untuk mencegah radikalisme, diantaranya  adalah dengan :

Memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman ilmu pengerahuan agama maupun umum, meminimalkan kesenjangan  ekonomi dan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, menjalin komunikasi dan interaksi yang baik di tengah masyarakat,, mengaktifkan kembali lembaga kamling, mengecek keberadaan pendatang dan ikut aktif mensosialisasikan bahaya radikalisme.

Sementara itu, Ketua PCNU Purwakarta, KH. Drs Bahir Mukhlis yang hadir dalam acara itu, dalam sambutannya mengatakan bahwa Jatman dan NU Purwakarta konsisten dan komitmen menjaga keutuhan NKRI dan merawat kebhinekaan.

"Mari kita bersama-sama berthoriqoh untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin, dan terutama untuk menangkal paham radikalisme dan ekstrimisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara", tuturnya. (oi/jto/mm)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER