Prihatin Pandemi Corona, Musisi Jalanan Purwakarta Ciptakan Lagu
Purwakarta, Jatiluhuronline.com - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), masyarakat Indonesia khususnya Purwakarta harus melakukan Social Distancing (cicing di imah -red) atas kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dengan situasi tersebut, tak sedikit masyarakat Purwakarta merasa prihatin, mengeluh, hingga mereka mencurahkan isi hatinya di media sosial, sebab berdampak pada merosotnya perekonomian (pendapatan) mereka yang terbatas.
Namun ada yang menarik, salah satu musisi jalanan yang ada di Purwakarta memanfaatkan situasi saat ini dengan mencurahkan hatinya melalui sebuah lagu berbahasa sunda yang cukup menggelitik. Lagu sederhana, mudah dicerna, penuh realita.
Lagu diciptakan menggambarkan kondisi masyarakat kalangan bawah saat ini, lirik lagunya sangat menyentuh seperti curhatan para kaum yang termarginalkan.
Lagu tersebut berjudul “Gelisah”
Berikut salah satu lirik syair yang diciptakan salah satu musisi jalanan yang ada di purwakarta.
“Hirup karasa di jaman ayena, loba pangabutuh tapi te laksana, hese gawe sapopoe sare ngan morongkol wae. Terus urang kudu kumaha, ayena teh usum panyakit corona, kudu cicing montong kamamana, di imah wayahna.”
(Hidup sungguh terasa dijaman sekarang, banyak keinginan tapi tidak terlaksana, susah bekerja setiap hari hanya tidur saja. Terus kita harus bagaimana, sekarang lagi musim penyakit corona, harus diam tidak boleh kemana-mana, di rumah saja).
Lagu ini di ciptakan oleh Yamin Rifki Abdul Aziz yang sekaligus juga sebagai vokalis. Group musik sederhana musisi jalanan ini diberi nama “Tunggul”.
“Lagu ini mengimplentasikan kondisi masyarakat saat ini, yang sedang serba bingung. Termasuk kami tentunya” singkat Rifki. (pojokjabar/jto/adw)