Tradisi Bakar Petasan Masih Digemari Warga Balaraja Penanda Perhajatan



TANGGERANG, Jatiluhuronline.comSuara petasan yang menggelegar seakan bermakna pemberitahuan kepada khalayak ramai, para tetangga, kerabat dan handai tolan tentang adanya suatu acara atau kegiatan.

Seperti yang terjadi di Kampung Pipitan Rt 005 Rw 001 Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja Kabupaten Tanggerang, bunyi petasan atau mercon menjadi tradisi penanda ciri khas warga yang akan memulai perhajatan. 

Menurut Acu (38) penduduk asli warga setempat, hal tersebut sudah tradisi dan masih dipertahankan warga Kampung Pipitan khususnya dan Kecamatan Balaraja pada umumnya. Walaupun disaat masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, warga tetap membunyikan petasan sebagai tanda adanya perhajatan.

Ketika disinggung masalah ketersediaan dan cara memperoleh petasan untuk kebutuhan perhajatan, dengan enteng ia berucap.

"Gampang, tinggal pesan atau beli aja. Ada warga sekitar sini yang punya industri rumahan, khusus buat petasan untuk resepsi perhajatan." ungkap Acu kepada Jatikuhuronline.com, Minggu (06/09/2020) saat bertemu di area perhajatan tetangganya, yaitu Bapak Asmiran Ibu Uti.

Menurutnya pula, dari semenjak ia kecil sampai sekarang, tradisi bunyi petasan di tempat orang hajatan, masih ada dan terus dipertahankan. Walaupun ada sedikit perubahan, terutama dari harga pembelian dan jumlah. Karena bahan baku dan quota pemakaiannya yang dibatasi oleh pemerintah setempat, menyangkut resiko serta faktor keamanan.

Melihat dan mendengar langsung dilokasi perhajatan, bunyi petasan tiga kali terdengar. Pertama menjelang pagi pasca subuh, kemudian pagi hari saat mentari muncul, dan terakhir ketika rombongan tamu para undangan datang. Namun warga sekitar sudah tidak heran dan kaget lagi, karena sudah terbiasa sekaligus tradisi turun temurun dari para leluhur sebelumnya (***/tm)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

0 Response to "Tradisi Bakar Petasan Masih Digemari Warga Balaraja Penanda Perhajatan"

Posting Komentar