Urban Farming Dikalangan Milenial



Urban Farming Dikalangan Milenial
Oleh: Yuyun Suminah, A. Md (Seorang Guru di Karawang)

Jatiluhuronline.com - Pertanian yang identik berada di pedesaan atau wilayah tertentu saja, justru pertanian kini hadir di perkotaan dan dilakukan oleh kalangan milenial. Pertanian perkotaan atau yang dikenal dengan urban farming disinyalir menjadi salah satu cara untuk memulihkan perekonomian sekaligus memenuhi kebutuhan pangan dalam skala rumah tangga saat pandemi COVID-19. Namun, seberapa efektifkah urban farming yang dilakukan oleh kalangan milenial tersebut?

Menjawab tantangan urban farming Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik aplikasi Agree PT Telkom Indonesia yang memungkinkan petani milenial mengelola lahan pertaniannya secara digital. Agree adalah aplikasi penunjang agribisnis yang memiliki fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, dan penjualan. Agree juga memiliki fitur cara budidaya, info cuaca, dan info harga. (bisnis.com/bandung 06/05/21)

Bentuk upaya pemulihan ekonomi melalui pertanian disokong dana dan bantuan pemodal (Telkom, CSR, BUMN, BUMD). Namun sayang, upaya ini dikhawatirkan akan berakhir menjadi kapitalisasi pertanian. Karena tidak menutup kemungkinan sektor pertanian akan dikuasai oleh para pemilik modal sedangkan para milenial tidak lebih hanya sebatas mesin penggeraknya.

Jika program tersebut hanya dijadikan ilmu pengetahuan mungkin tidak masalah hanya saja jika urban farming dikalangan milenial itu dijadikan solusi utama dalam memulihkan ekonomi hal tersebut tidaklah tepat.

Mengingat para milenial bukan ujung tombak pemulihan, namun pemerintahlah yang bertanggungjawab sepenuhnya dalam memulihkan ekonomi dengan segala SDA (sumber daya alam) dan SDM (sumber daya manusia) yang ada sedangkan bantuan dana yang ditawarkan oleh sistem kapitalis pun diperoleh dari pihak swasta, maka wajar yang jadi prioritas mereka adalah keuntungan semata.

Negara seharusnya memberikan modal, sarana dan prasarana disektor pertanian yang diberikan secara cuma-cuma. Disisi lain SDA pun diatur dan dikelola oleh negara sendiri. Namun, karena dominasi sistem Kapitalisme di negeri ini hal itu sulit untuk diwujudkan. Sehingga yang terjadi akhirnya siapa yang bermodal besar dia yang bisa mengatur bahkan bisa mengusainya.

Berbeda jauh dengan yang ditawarkan oleh sistem Islam, sistem yang lahir dari Sang Maha Pencipta. Aturannya lengkap, sempurna dan menyeluruh. Semua tak luput dari aturanNya dari yang sederhana hingga yang kompleks sekalipun termasuk dalam memulihkan ekonomi disektor pertanian.

Sektor pertanian menjadi tanggungjawab penuh negara mulai dari kebijakan yang dibuat terkait permodalan, sarana prasarana termasuk pengelolaan distribusi semua diatur dengan ketentuan syariat Islam. Sektor pertanian yang tak lepas dari sarana prasarana sangat dibutuhkan untuk menunjang berjalannya ekonomi. Lantas dari mana biaya yang diperoleh?

Dalam sistem Islam dalam ekonominya menggunakan konsep baitulmal, yang dimana pemasukan dapat diperoleh dari SDA. Semua SDA akan dikelola sepenuhnya oleh negara dari sanalah sumber pemasukan diperoleh. Dan digunakan untuk pembiayaan pemulihan ekonomi diantaranya disektor pertanian.

Dengan bantuan para ahli dibidangnya maka pemulihan ekonomi di tengah wabah bisa teratasi. Jika dikalangan milenial ingin berparpartisifasi hanya sebatas pelopor, menyadarkan rakyat untuk menjaga dan merawat apa yang sudah Allah titipkan sedangkan para milenial yang mempunyai minat terhadap pertanian akan diberikan pendidikan untuk mencetak para pakar atau tim ahli terutama dalam hal keilmuannya.

Maka pemulihan ekonomi kuncinya ada di tangan negara, dengan demikian hanya sistem Islamlah yang mampu mengembalikan ekonomi yang terdampak pandemi. Itu terbukti pada masa kepemimpinan Umar Bin Khatab saat terjadi wabah.

Dengan kebijakannya yang sesuai syariat Islam mampu mengembalikan ekonomi yang terdampak wabah. Karena negara adalah garda terdepan dalam mengurusi kesejahteraan rakyat. "Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari) wallahu'alam.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

0 Response to "Urban Farming Dikalangan Milenial"

Posting Komentar