Moeldoko, Ajak Santri dan Ulama Jadi Penyeimbang Isu Politik

(Moeldoko saat menghadiri acara Maulid Nabi di Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta)
Purwakarta, Jatiluhuronline - Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, mengajak para santri dan para ulama agar menjadi penyeimbang isu politik di Indonesia saat ini. Hal tersebut disampaikan Moeldoko pada saat menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW serta Halaqoh Ulama se-Jawa dan Do'a untuk Palestina di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampus 1, Jalan Veteran, Kabupaten Purwakarta, Minggu (25/11/2018).

Dalam sambutannya, ia juga menyampaikan pesan kepada ulama dan santri agar tidak terjebak dengan pemberitaan hoaks yang baru-baru ini semakin marak ditujukan kepada Jokowi di beberapa media sosial.

"Saat ini, banyak sekali isu, hoaks dan kampanye hitam yang menyerang Presiden Jokowi. Kami berharap, ulama dan para santri menjadi penyeimbang dalam kondisi politik yang saat ini  kian memanas," jelasnya.

Serangan-serangan yang ditujukan kepada Presiden Jokowi, kata Moeldoko, sudah sangat tiak wajar. Sebagai contohnya isu soal adanya 10 juta tenaga kerja asing Tiongkok yang masuk ke Indonesia dan isu yang mengatakan bahwa Jokowi adalah PKI. Ia menilai isu tersebut akan menjadi polemik bangsa apabila dibiarkan.

"Kami meminta kepada ulama dan para santri, untuk tidak terjebak dalam situasi seperti ini. Di sisi lain, ulama dan santri harus menjadi penyeimbang dari pemberitaan-pemberitaan negatif seperti itu," ucapnya seperti dikutip oleh Jatiluhuronline.com dari dinamikajabar.com. Senin, (26/11/2018).

Dia menambahkan, upaya untuk meredam isu-isu tersebut dianataranya dengan cara menyampaikan prestasi yang sudah dilakukan semasa kepemimpinan Jokowi, salah satunya pembangunan insfrastruktur yang dianggap sudah merata di seluruh Nusantara.

"Terbukti saat ini pembangunan infrastruktur tidak hanya tersentral di satu wilayah saja. Tapi, juga hampir merata di seluruh daerah di Nusantara. Seperti, di Jawa, Sumatera atau Bali," ucapnya. 

Selain itu, Moeldoko menyampaikan bahwa mulai tahun depan ia akan fokus lagi pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor pendidikan, salah satunya pondok pesantren.

"Kedepan, tidak menutup kemungkinan para santri akan menguasai beberapa sektor ekonomi di Indonesia. Kondisi ini jelas harus didorong oleh pemerintah. Serta, mendapat dukungan dari masyarakat luas. Termasuk, keluarga besar pondok pesantren," katanya. (*/M)

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER