Tanggapan KPUD Purwakarta, Kotak Suara Pemilu Berbahan Kardus
Purwakarta, Jatiluhuronline.com – Kotak suara
Pemilu 2019 yang terbuat dari karton dupleks diragukan kualitasnya oleh
sejumlah kalangan, karena dianggap tidak kokoh, kurang aman dan menimbulkan
kekhawatiran akan terjadinya kecurangan.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Purwakarta Ahmad Ihsan, mengatakan bahwa potensi keamanan dan kecurangan tidak
semata berasal dari faktor kotak suara, tapi lebih pada integritas dan
pengawasan dari penyelenggara pemilu.
“Soal
keamanan itu bukan soal bahan. Tapi lebih soal integritas penyelenggara,
pengawasan Bawaslu, kehadiran saksi parpol/paslon capres/DPD, pengamanan
TNI/Polri, serta partisipasi publik di semua tingkat,” ungkapnya kepada jatiluhuronline.com
melalui seluler, Senin (17/12/2018).
Ihsan
pun menyampaikan, jika ada masyarakat mengkhawatirkan keamanan dan kecurangan dengan
kotak tersebut, itu tidak relevan. Menurutnya, kotak suara berbahan apapun
kecurangan bisa dilakukan, dan jika itu terjadi pasti akan terkoreksi di PPK
dan KPU melalui pleno terbuka.
Selain itu, dalam menentukan bahan kotak suara, KPU sudah melakukan berbagai pertimbangan, melalui persetujuan pemerintah dan DPR, lewat forum RDP.
“Kami
menimbang berbagai hal, termasuk soal efektivitas, keamanan, efisiensi,
ketersediaan bahan baku, dll. Nah, setelah mempertimbangkan berbagai hal, kami
memutuskan untuk menggunakan bahan duplex (karton kedap air),” kata Ihsan.
Kemudian
ia menambahkan, jika ada yang mengilustrasikan penggunaan kardus dengan
kerangka mobil, pesawat, ATM, itu tidak ada relevansinya, karena prinsip efektif dan
efisien yangg sedang dijalankan oleh KPU sesuai dengan amanat aturan
perundang-undangan.
“Tetapi
kami sebagai penyelenggara pemilu harus berterima kasih, dengan adanya atensi
publik yang luar biasa, hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat yang tinggi
dalam setiap tahapan pemilu,” katanya.
“Maka
saya mengajak saudaraku semua untuk tetap berpartisipasi aktif dalam setiap
tahapan selanjutnya. Mari menjadi
pemilih yang cerdas untuk terpilihnya wakil rakyat dan pemimpin yang
berkualitas, tanpa money politic, hoax dan penghinaan SARA sehingga pemilu bisa
berjalan dengan damai,” pungkasnya. (*/M)